Translate:English French German Spain Italian DutchRussian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Senyum Indah Terbentuk Sejak Lahir

Diposting oleh Didik Apriyanto | 9:51 PM | | 0 komentar »

Sarie - Okezone
SAN FRANSISCO - Sebuah senyum dapat menggambarkan ekspresi seseorang. Namun tahukah anda, keindahan senyum merupakan bakat yang terbentuk dari lahir.
Bermacam-macam senyum. Mulai dari senyum yang dipaksakan, senyum simpul, hingga senyum lebar. Sebuah penelitian menemukan, keindahan sebuah senyum sangat terkait sekali dengan gen yang dimiliki oleh seseorang. Hal ini dibuktikan melalui penelitian yang melibatkan 4800 buah foto dua orang atlet judo, yang salah satunya menderita kebutaan. Para peneliti melihat, kedua orang tersebut memiliki ekspresi yang sama untuk menunjukkan emosi yang mereka alami, yaitu sama-sama berusaha untuk menunjukkan emosi sesuai dengan keadaan sosial.

Contohnya, saat keduanya mengikuti kejuaraan paralympic untuk memperebutkan medali emas. Sayangnya, keduanya tidak berhasil untuk mendapatkan emas. Sang atlet buta berhasil mendapatkan medali perak sedangkan yang satunya lagi, atlet dengan penglihatan normal, tidak mendapatkan juara sama sekali.

Kedua atlet tersebut sama-sama menunjukkan 'senyum sosial'. Senyum dengan kategori ini dapat dibentuk dengan hanya menggerakkan otot mulut tanpa bantuan otot lainnya. Sedangkan senyum yang sebenarnya, yang dikenal dengan nama Duchenne Smile, tidak hanya menggerakkan otot mulut tapi juga menyebabkan kedua mata berkedip sehingga mengakibatkan kedua tulang pipi terangkat.

"Mereka yang kalah pertandingan, kebanyakan hanya mengangkat bibir bawah mereka untuk mengendalikan emosi mimik wajah mereka. Kebanyakan dari mereka hanya membentuk senyum sosial," ujar psikolog dari Universitas San Fransisco David Matsumoto, seperti dikutip melalui Live Science, Selasa (30/12/2008).

Bahkan, saat mereka merasakan sedih dan kesal, kedua wajah mereka menghasilkan mimik muka yang sama, yaitu bibir mereka tidak berubah gerak, hanya saja alis mata mereka menjadi sedikit naik.

Hasilnya, para peneliti menyatakan bahwa dengan demikian sebuah senyum tidak selalu harus dipelajari, melainkan berasal dari gen masing-masing orang.

"Atlet yang mengalami kebutaan dari lahir tersebut tidak pernah memiliki kesempatan untuk melihat apalagi menirukan sebuah senyum yang harusnya tertata di wajah manusia, bahkan ia pun tidak memiliki kemampuan untuk mengontrol seharusnya emosi ditunjukkan. Artinya, sudah dipastikan bahwa emosi kita dan sistem di dalamnya yang mampu mengatur ini semua. Lebih tepatnya, sebuah emosi sudah dibawa oleh para manusia sejak lahir," ujar Matsumoto. (srn)

0 komentar