1. Kebugaran Jasmani
Sejak dilahirkan manusia diberikan sifat dasar masing-masing, sedangkan dalam partumbuhan dan perkembangannya akan banyak dipengaruhi oleh cara hidup dan lingkungan dimana manusia itu berada. Salah satu cara hidup atau kebiasaan hidup tersebut adalah pengerahan fisik, sebab memang tubuh manusia diciptakan utnuk bergerak, sehingga segala bentuk dan fungsi tubuh yang menunjang pergerakan tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhannya.
Seseorang yang memiliki tingkat kesegaran jasmani tingga akan dapat melakukan pekerjaannya dengan baik tanpa kelelahan yang berarti, serta tubuhnya tetap segar ketika berhenti bekerja dan pada saat istirahat. Sebaliknya tingkat kesegaran jasmani yang rendah merupakan kendala dalam melaksanakan pekerjaan.
Seseorang tidak dapat mencapai kesegaran jasmani secara menyeluruh atau umum tanpa disadari oleh keadaan kesegaran jasmani yang baik. Seseorang yang memiliki kesegaran jasmani yang baik akan terhindar dari kemungkinan cedera yang biasanya sering terjadi saat melakukan kerja fisik yang berat. Kurangnya daya tahan, kelentukan persendian, kekuatan otot, kecepatan dan kelincahan merupakan penyebab utama timbulnya cedera o;ahraga. Tujuan utama dari latihan fisik adalah utnuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsi ergosistem tubuh.
Kebugaran jasmani menurut Wahjoedi (2001:58) adalah kemampuan tubuh untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari dengan giat, tanpa mengalami kelelahan yan berarti serta dengan cadangan energi yang tersisa ia masih mampu menikmati waktu luang dan menghadapi hal-hal darurat yang tidak terduga sebelumnya.
Lebih lanjut dikatakan oleh Wahjoedi (2001:59)Dalam kehidupan sehari-hari kebugaran jasmani akan menggambarkan kehidupan seseorang secara harmonis, penuh semangat dan kreatif. Dengan kata lain, orang yang bugar adalah orang yang berpandangan sehat, cerah terhadap kehidupannya baik untuk masa kini maupun masa depan, menjaga harga diri dan memiliki pergaulan dengan sesama manusia.
Kebugaran jasmani merupakan sari utama cikal bakal dari kesegaran jasmani secara umum. Jadi apabila orang dalam keadaan segar salah satu aspek pokok yang nampak adalah keadaan penampilan jasmainya. Dengan demikian seseorang tidak dapat mencapai kesegaran jasmanisecara menyeluruh atau umum tanpa disadari oleh keadaan kesegaran jasmani yang baik.
Kebugaran jasmani dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan dan kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan gerak.
a) Kebugaran Jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (health related fitness)
Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (health related fitness) meliputi daya tahan jantung paru, daya tahan otot, kekuatan otot, kelentukan dan komposisi tubuh.
Daya tahan jantung paru adalah kapasitas system jantung – paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal saat melakukan aktivitas sehari-hari dalam waktu yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti (Wahjoedi, 2001:59).
Daya tahan jantung-paru sangat penting utnuk menunjang kerja otot dengan mengambil oksigen dan menyalurkannya ke seluruh jaringan otot yang sedang aktif sehingga dapat digunakan untuk proses metabolism tubuh.
Daya tahan otot adalah kapasitas sekelompok otot utnuk melakukan kontraksi yang beruntun atau berulang-ulang terhadap suatu beban submaksimal dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan kekuatan otot adalah tenaga, gaya atau ketegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Seseorang mungkin memiliki kekuatan pada bagian otot tertentu namun belum tentu memiliki pada bagian otot lainnya.
Kelentukan atau fleksibility adalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerak melalui ruang gerak sendi atau ruang gerak tubuh secara maksimal. Kelentukan gerak tubuh pada persendian tersebut , sangat dipengaruhi oleh elastisitas otot, tendon dan ligament di sekitar sendi serta kualitas sendi itu sendiri.
b) Kebugaran Jasmani yang berhubungan dengan Keterampilan (skill related fitness)
Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan gerak meliputi: kecepatan, kecepatan reaksi, daya ledak, kelincahan, keseimbangan, ketepatan, dan koordinasi.
Kecepatan adalah kemampuan tubuh melakukan gerakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Sedangakan kecepatan reaksi adalah waktu yang diperlukan utnuk memberikan respon kinetic setelah menerima suatu stimulasi atau rangsangan.
Daya ledak adalah kemampuan tubuh yang memungkinkan otot atau sekelompok otot utnuk bekerjasecara eksplosif. Utnuk pengertian kelincahan adalah kemampuan tubuh utnuk mengubah arah secara cepat tanpa adanya gangguan keseimbangan atau kehilangan keseimbangan.
2. Pengukuran Kebugaran Jasmani
Dalam pengukuran kebugaran jasmani dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis yaitu pengukuran daya tahan tubuh, pengukuran daya tahan otot, pengukuran kekuatan otot, pengukuran kelentukkan, pengukuran kecepatan, pengukuran kecepatan reaksi, pengukuran daya ledak otot, pengukuran kelincahan dan pengukuran keseimbangan.
Utnuk pengukuran daya tahan tubuh dapat dilakukan dengan tes lari 2,4 km, tes naik turun bangku (Harvard Step Ups Test), tes lari atau jalan 12 menit, dan tes jalan cepat 4,8 km.
Utnuk tes daya tahan oto dapat dilakukan dengan tes Push Ups dan tes Sit Ups. Sedangkan untuk mengukur kekuatan otot dapat dilakukan dengan tes Handgrip Dynamometer, Pull and Push Dynamometer, Leg Dynamometer, Back Dynamometer, One-Repetition Maximum (1-RM).
2. Sekolah Bertaraf Internasional
1. Pengertian Sekolah Bertaraf Internasional
Seperti diketahui bahwa Direktorat PSMP dalam upaya pembinaan telah mengelompokkan SMP menjadi empat kelompok, yaitu sekolah rintisan, sekolah potensional, sekolah standar nasional, dan sekolah bertaraf internasional. Sejak tahun 2004 Direktorat Pembinaan SMP telah merintis Sekolah Standar Nasional (SSN). SSN pada dasarnya adalah sekolah yang minimal telah memnuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) dalam PP nomor 19 tahun 2005 yang terdiri dari SKL ( Standar Kompetensi Lulusan), SI (Standar Isi) , Standar Proses, Standar Tenaga, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian. SMP yang ditunjuk sebagai rintisan SSN setelah lima tahun diharapkan dapat menjadi SSN Mandiri atau Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), apabila telah memnuhi criteria sebagai RINTISAN SBI. Dengan kata lain, SSN adalah embrio RINTISAN SBI di tingkat SMP, (Depdiknas, 2007:4)
Menurut Depdiknas (2007:5), Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) adalah suatu sekolah yang telah memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada tiap aspeknya, meliputi kompetensi lulusan, isi, proses, pendidik, dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan, pengelolaan, penilaian dan telah menyelenggarakan serta menghasilkan lulusan dengan ciri keinternasionalan. Disamping itu, SBI juga mampu mengembangkan budaya sekolah dan lingkungan sekolah yang mendukung ketercapaian standar internasional dri berbagai aspek tersebut.
3. Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Siswa sekolah menengah pertama (SMP) dalam kedudukannya sebagai peserta didik merupakan masa transisi dri masa siswa-siswi sekolah dasar (SD) menuju masa awal remaja. Pada masa ini siswa-siswi SMP tidak mau disebut sebagai siswa kecil lagi. Pada masa ini siswa akan mengalamai masa pubertas. Menurut Hurlock (Depdiknas, 2004: 6) bahwa ada perubahn-perubahan yang sama yang hamper bersifat universal pada masa remaja, yaitu: (1) meningginya emosi, yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis, (2) perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh sekelompok social untuk dimainkan, menimbulkan masalah baru, (3) dengan berubahnya minat dan pola perilaku, nilai-nilai juga berubah, dan (4) sebagian besar remaja bersikap mendua (ambivalen), terhadap setiap perubahan. Dari sifat-sifat yang ada pada remaja awal itu nantinya akan berdampak kepada perkembangan aspek kognitif (kecerdasa), afektif (perasaan), maupun psikomotor (gerak). Menurut Annarino & Hazelton (1980:151) disebutkan,
Age characteristic (grades 7 and 8). Physiological characteristic : (1) rest needs similar to adults (8 to 81/2 hours), (2) feelings of unlimited resistance and unlimited sources of energy; tire easily but are reluctant to admit it, (3) tend to resist getting sufficient sleep; less energy for studies, (4) period of rapid growth and development; frequent health examination important, (5) increase in appetite because of rapid growth or “finickiness” with loss of appetite, (6) increase sexual tension, (7) frequent appearance of awkwardness and poor coordination, (8) boys now faster and stronger than girls; girls over a year more mature sexually, (9) readiness for spot skills.
Dengan demikian menurut Annarino & Hazelton bahwa karakteristik secara fisik siswa tingkat 7 dan 8 diantaranya (1) kebutuhan akan istirahat sama dengan siswa dewasa, (2) perasaan ketahananyang tak terbatas dan sumber enegi yang tak terbatas, mudah lelah tetapi enggan untuk mengakuinya, (3) ingin banyak tidur dan enggan untuk belajar, (4) periode untuk cepat tumbuh dan berkembang, (5) nafsu makan banyak, dikarenakan pertumbuhan yang cepat (6) menaiknya gairah sex, (7) nampak kecanggungan yang sering, (8) siswa laki-laki lebih kuat disbanding iswa perempuan, dan perempuan lebih matang satu tahun untuk sex-nya, (9) siap untuk kemampuan olahraga.
Psychological characteristic: (1) deep desire to learn skills, (2) expend much energy in fantasies, (3) consciousness of sex, (4) interest in technical subjects and gadgets, (5) abstract reasoning developing more rapidly, (6) increase in attention span, (7) curious and concerned about all happenings and often worried over small matters, (8) imitation of adults prevalent, (9) enjoy practice for improvement.
Untuk karakteristik secara psikologis diantarany: (1) keinginan yang dalam untuk belajar keterampilan, (2) mengeluarkan energi yang lebih untuk berfantasi, (3) kesadaran akan sex, (4) minat terhadap alat-alat teknologi, (5) hal-hal yang abstrak berkembang lebih cepat, (6) perhatiannya lebih meningkat, (7) ingin tahu terhadap semua kejadian-kejadian dan sering cemas terhadap hal-hal yang kecil, (8) ingin meniru orang dewasa, (9) suka mempraktekkan yang sifatnya memajukan.
Untuk karakteristik secara sosiologis antara lain: (1) terlihat seperti seorang pahlawan, (2) mempunyai rasa memiliki dengan kelompoknya, (3) mempunyai rasa etika dan moral dalam budaya, (4) keinginan untuk berpetualang, (5) emosinya mudah sekali terpancing, (6) dengan groupnya, punya keinginan untuk memajukan, (7) keinginan untuk mempunyai sahabat lebih erat, (8) meningkatkan pertemanan di kelasnya, (9) mengurangi rasa malu, percaya diri, ingin tahu pada diri sendiri, selalu menyadari diri, (10) ada sikap agak sombong, (11) selalu ingin menentang terhadap otoriras, (12) mengurangi rasa ketertarikan pada sesuatu, (13) ingin menghilangkan perbedaan gender, (14) cenderung untuk malas, tidak stabil, dan menghindari istirahat.
Kegiatan siswa sejak usia muda perlu mendapatkan perhatian para orang dewasa, pendidik, termasuk para guru/ Pembina pendidikan jasmani di sekkolah. Aktivitas bermain khususnya bagi siswa-siswi, selain dapat dipandang sebagai kebutuhan alami dan spontan, juga dapat dipandang sebagai kebutuhan esensi, terutama utnuk kesehatan mental, jasmani, dan perkembangan sikap sosialmental. Hal yang perlu disimak bagi guru pendidikan jasmani di sekolah adalah bahwa program (aktivitas) harus dikemas (disajikan) sedemikian rupa sehingga terkesan sebagai hiburan, yang menarik dan menyenangkan.
A. Kerangka Berpikir
Sekolah Bertaraf Internasional merupakan upaya pemerintah di dalam mencapai tujuan mencerdaskan bangsa Indonesia dan dari situ diharapkan dapat mencapai kenggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu teknologi seperti digariskan dalam haluan Negara. Sudah dapat dipastikan siswanya memiliki kemampuan bidang akademik yang baik. Kemampuan akademik yang baik sudah seharusnya dibarengi dengan kebugaran jasmani yang sehat agar dapat melakukan serangkaian kegiatan sehari-hari.
Untuk hal tersebut dapat dilihat tingkat kebugaran jasmani antara siswa SBI dan siswa regular/biasa. Kita dapat melihat perbedaan tingkat kebugaran jasmaninya dan prestasi akademik dari keduanya. Karena dengan pembelajaran pendidikan jasmani yang baik dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa.
Sejak dilahirkan manusia diberikan sifat dasar masing-masing, sedangkan dalam partumbuhan dan perkembangannya akan banyak dipengaruhi oleh cara hidup dan lingkungan dimana manusia itu berada. Salah satu cara hidup atau kebiasaan hidup tersebut adalah pengerahan fisik, sebab memang tubuh manusia diciptakan utnuk bergerak, sehingga segala bentuk dan fungsi tubuh yang menunjang pergerakan tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhannya.
Seseorang yang memiliki tingkat kesegaran jasmani tingga akan dapat melakukan pekerjaannya dengan baik tanpa kelelahan yang berarti, serta tubuhnya tetap segar ketika berhenti bekerja dan pada saat istirahat. Sebaliknya tingkat kesegaran jasmani yang rendah merupakan kendala dalam melaksanakan pekerjaan.
Seseorang tidak dapat mencapai kesegaran jasmani secara menyeluruh atau umum tanpa disadari oleh keadaan kesegaran jasmani yang baik. Seseorang yang memiliki kesegaran jasmani yang baik akan terhindar dari kemungkinan cedera yang biasanya sering terjadi saat melakukan kerja fisik yang berat. Kurangnya daya tahan, kelentukan persendian, kekuatan otot, kecepatan dan kelincahan merupakan penyebab utama timbulnya cedera o;ahraga. Tujuan utama dari latihan fisik adalah utnuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsi ergosistem tubuh.
Kebugaran jasmani menurut Wahjoedi (2001:58) adalah kemampuan tubuh untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari dengan giat, tanpa mengalami kelelahan yan berarti serta dengan cadangan energi yang tersisa ia masih mampu menikmati waktu luang dan menghadapi hal-hal darurat yang tidak terduga sebelumnya.
Lebih lanjut dikatakan oleh Wahjoedi (2001:59)Dalam kehidupan sehari-hari kebugaran jasmani akan menggambarkan kehidupan seseorang secara harmonis, penuh semangat dan kreatif. Dengan kata lain, orang yang bugar adalah orang yang berpandangan sehat, cerah terhadap kehidupannya baik untuk masa kini maupun masa depan, menjaga harga diri dan memiliki pergaulan dengan sesama manusia.
Kebugaran jasmani merupakan sari utama cikal bakal dari kesegaran jasmani secara umum. Jadi apabila orang dalam keadaan segar salah satu aspek pokok yang nampak adalah keadaan penampilan jasmainya. Dengan demikian seseorang tidak dapat mencapai kesegaran jasmanisecara menyeluruh atau umum tanpa disadari oleh keadaan kesegaran jasmani yang baik.
Kebugaran jasmani dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan dan kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan gerak.
a) Kebugaran Jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (health related fitness)
Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (health related fitness) meliputi daya tahan jantung paru, daya tahan otot, kekuatan otot, kelentukan dan komposisi tubuh.
Daya tahan jantung paru adalah kapasitas system jantung – paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal saat melakukan aktivitas sehari-hari dalam waktu yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti (Wahjoedi, 2001:59).
Daya tahan jantung-paru sangat penting utnuk menunjang kerja otot dengan mengambil oksigen dan menyalurkannya ke seluruh jaringan otot yang sedang aktif sehingga dapat digunakan untuk proses metabolism tubuh.
Daya tahan otot adalah kapasitas sekelompok otot utnuk melakukan kontraksi yang beruntun atau berulang-ulang terhadap suatu beban submaksimal dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan kekuatan otot adalah tenaga, gaya atau ketegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Seseorang mungkin memiliki kekuatan pada bagian otot tertentu namun belum tentu memiliki pada bagian otot lainnya.
Kelentukan atau fleksibility adalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerak melalui ruang gerak sendi atau ruang gerak tubuh secara maksimal. Kelentukan gerak tubuh pada persendian tersebut , sangat dipengaruhi oleh elastisitas otot, tendon dan ligament di sekitar sendi serta kualitas sendi itu sendiri.
b) Kebugaran Jasmani yang berhubungan dengan Keterampilan (skill related fitness)
Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan gerak meliputi: kecepatan, kecepatan reaksi, daya ledak, kelincahan, keseimbangan, ketepatan, dan koordinasi.
Kecepatan adalah kemampuan tubuh melakukan gerakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Sedangakan kecepatan reaksi adalah waktu yang diperlukan utnuk memberikan respon kinetic setelah menerima suatu stimulasi atau rangsangan.
Daya ledak adalah kemampuan tubuh yang memungkinkan otot atau sekelompok otot utnuk bekerjasecara eksplosif. Utnuk pengertian kelincahan adalah kemampuan tubuh utnuk mengubah arah secara cepat tanpa adanya gangguan keseimbangan atau kehilangan keseimbangan.
2. Pengukuran Kebugaran Jasmani
Dalam pengukuran kebugaran jasmani dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis yaitu pengukuran daya tahan tubuh, pengukuran daya tahan otot, pengukuran kekuatan otot, pengukuran kelentukkan, pengukuran kecepatan, pengukuran kecepatan reaksi, pengukuran daya ledak otot, pengukuran kelincahan dan pengukuran keseimbangan.
Utnuk pengukuran daya tahan tubuh dapat dilakukan dengan tes lari 2,4 km, tes naik turun bangku (Harvard Step Ups Test), tes lari atau jalan 12 menit, dan tes jalan cepat 4,8 km.
Utnuk tes daya tahan oto dapat dilakukan dengan tes Push Ups dan tes Sit Ups. Sedangkan untuk mengukur kekuatan otot dapat dilakukan dengan tes Handgrip Dynamometer, Pull and Push Dynamometer, Leg Dynamometer, Back Dynamometer, One-Repetition Maximum (1-RM).
2. Sekolah Bertaraf Internasional
1. Pengertian Sekolah Bertaraf Internasional
Seperti diketahui bahwa Direktorat PSMP dalam upaya pembinaan telah mengelompokkan SMP menjadi empat kelompok, yaitu sekolah rintisan, sekolah potensional, sekolah standar nasional, dan sekolah bertaraf internasional. Sejak tahun 2004 Direktorat Pembinaan SMP telah merintis Sekolah Standar Nasional (SSN). SSN pada dasarnya adalah sekolah yang minimal telah memnuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) dalam PP nomor 19 tahun 2005 yang terdiri dari SKL ( Standar Kompetensi Lulusan), SI (Standar Isi) , Standar Proses, Standar Tenaga, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian. SMP yang ditunjuk sebagai rintisan SSN setelah lima tahun diharapkan dapat menjadi SSN Mandiri atau Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), apabila telah memnuhi criteria sebagai RINTISAN SBI. Dengan kata lain, SSN adalah embrio RINTISAN SBI di tingkat SMP, (Depdiknas, 2007:4)
Menurut Depdiknas (2007:5), Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) adalah suatu sekolah yang telah memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada tiap aspeknya, meliputi kompetensi lulusan, isi, proses, pendidik, dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan, pengelolaan, penilaian dan telah menyelenggarakan serta menghasilkan lulusan dengan ciri keinternasionalan. Disamping itu, SBI juga mampu mengembangkan budaya sekolah dan lingkungan sekolah yang mendukung ketercapaian standar internasional dri berbagai aspek tersebut.
3. Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Siswa sekolah menengah pertama (SMP) dalam kedudukannya sebagai peserta didik merupakan masa transisi dri masa siswa-siswi sekolah dasar (SD) menuju masa awal remaja. Pada masa ini siswa-siswi SMP tidak mau disebut sebagai siswa kecil lagi. Pada masa ini siswa akan mengalamai masa pubertas. Menurut Hurlock (Depdiknas, 2004: 6) bahwa ada perubahn-perubahan yang sama yang hamper bersifat universal pada masa remaja, yaitu: (1) meningginya emosi, yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis, (2) perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh sekelompok social untuk dimainkan, menimbulkan masalah baru, (3) dengan berubahnya minat dan pola perilaku, nilai-nilai juga berubah, dan (4) sebagian besar remaja bersikap mendua (ambivalen), terhadap setiap perubahan. Dari sifat-sifat yang ada pada remaja awal itu nantinya akan berdampak kepada perkembangan aspek kognitif (kecerdasa), afektif (perasaan), maupun psikomotor (gerak). Menurut Annarino & Hazelton (1980:151) disebutkan,
Age characteristic (grades 7 and 8). Physiological characteristic : (1) rest needs similar to adults (8 to 81/2 hours), (2) feelings of unlimited resistance and unlimited sources of energy; tire easily but are reluctant to admit it, (3) tend to resist getting sufficient sleep; less energy for studies, (4) period of rapid growth and development; frequent health examination important, (5) increase in appetite because of rapid growth or “finickiness” with loss of appetite, (6) increase sexual tension, (7) frequent appearance of awkwardness and poor coordination, (8) boys now faster and stronger than girls; girls over a year more mature sexually, (9) readiness for spot skills.
Dengan demikian menurut Annarino & Hazelton bahwa karakteristik secara fisik siswa tingkat 7 dan 8 diantaranya (1) kebutuhan akan istirahat sama dengan siswa dewasa, (2) perasaan ketahananyang tak terbatas dan sumber enegi yang tak terbatas, mudah lelah tetapi enggan untuk mengakuinya, (3) ingin banyak tidur dan enggan untuk belajar, (4) periode untuk cepat tumbuh dan berkembang, (5) nafsu makan banyak, dikarenakan pertumbuhan yang cepat (6) menaiknya gairah sex, (7) nampak kecanggungan yang sering, (8) siswa laki-laki lebih kuat disbanding iswa perempuan, dan perempuan lebih matang satu tahun untuk sex-nya, (9) siap untuk kemampuan olahraga.
Psychological characteristic: (1) deep desire to learn skills, (2) expend much energy in fantasies, (3) consciousness of sex, (4) interest in technical subjects and gadgets, (5) abstract reasoning developing more rapidly, (6) increase in attention span, (7) curious and concerned about all happenings and often worried over small matters, (8) imitation of adults prevalent, (9) enjoy practice for improvement.
Untuk karakteristik secara psikologis diantarany: (1) keinginan yang dalam untuk belajar keterampilan, (2) mengeluarkan energi yang lebih untuk berfantasi, (3) kesadaran akan sex, (4) minat terhadap alat-alat teknologi, (5) hal-hal yang abstrak berkembang lebih cepat, (6) perhatiannya lebih meningkat, (7) ingin tahu terhadap semua kejadian-kejadian dan sering cemas terhadap hal-hal yang kecil, (8) ingin meniru orang dewasa, (9) suka mempraktekkan yang sifatnya memajukan.
Untuk karakteristik secara sosiologis antara lain: (1) terlihat seperti seorang pahlawan, (2) mempunyai rasa memiliki dengan kelompoknya, (3) mempunyai rasa etika dan moral dalam budaya, (4) keinginan untuk berpetualang, (5) emosinya mudah sekali terpancing, (6) dengan groupnya, punya keinginan untuk memajukan, (7) keinginan untuk mempunyai sahabat lebih erat, (8) meningkatkan pertemanan di kelasnya, (9) mengurangi rasa malu, percaya diri, ingin tahu pada diri sendiri, selalu menyadari diri, (10) ada sikap agak sombong, (11) selalu ingin menentang terhadap otoriras, (12) mengurangi rasa ketertarikan pada sesuatu, (13) ingin menghilangkan perbedaan gender, (14) cenderung untuk malas, tidak stabil, dan menghindari istirahat.
Kegiatan siswa sejak usia muda perlu mendapatkan perhatian para orang dewasa, pendidik, termasuk para guru/ Pembina pendidikan jasmani di sekkolah. Aktivitas bermain khususnya bagi siswa-siswi, selain dapat dipandang sebagai kebutuhan alami dan spontan, juga dapat dipandang sebagai kebutuhan esensi, terutama utnuk kesehatan mental, jasmani, dan perkembangan sikap sosialmental. Hal yang perlu disimak bagi guru pendidikan jasmani di sekolah adalah bahwa program (aktivitas) harus dikemas (disajikan) sedemikian rupa sehingga terkesan sebagai hiburan, yang menarik dan menyenangkan.
A. Kerangka Berpikir
Sekolah Bertaraf Internasional merupakan upaya pemerintah di dalam mencapai tujuan mencerdaskan bangsa Indonesia dan dari situ diharapkan dapat mencapai kenggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu teknologi seperti digariskan dalam haluan Negara. Sudah dapat dipastikan siswanya memiliki kemampuan bidang akademik yang baik. Kemampuan akademik yang baik sudah seharusnya dibarengi dengan kebugaran jasmani yang sehat agar dapat melakukan serangkaian kegiatan sehari-hari.
Untuk hal tersebut dapat dilihat tingkat kebugaran jasmani antara siswa SBI dan siswa regular/biasa. Kita dapat melihat perbedaan tingkat kebugaran jasmaninya dan prestasi akademik dari keduanya. Karena dengan pembelajaran pendidikan jasmani yang baik dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa.
0 komentar
Post a Comment